Kondisi ekonomi saat ini dinilai sulit, berbagai jenis komoditas mempunyai
harga yang melambung. Padahal kebutuhan hidup terus berjalan setiap hari.
Otomatis butuh suatu upaya agar bisa tercukupi segala kebutuhan. Langkah
efektif untuk menjawab masalah klasik tersebut dengan mendirikan suatu usaha.
Dengan mempunyai usaha Anda bebas berkreasi tanpa terikat waktu dan hierarki
yang rumit.
Ketika usaha telah ditentukan sesuai minat dan kemampuan. Langkah
selanjutnya memikirkan modal yang disertakan untuk jalannya usaha. Modal untuk
individu yang terbiasa tentu saja mudah diperoleh. Lalu bagaimana kalau pelaku
usaha itu masih awam dengan perolehan modal dari lembaga keuangan? Ada suatu
jawaban yang dapat menenangkan hati wirausahawan. Pakai saja fintech, urusan
modal langsung beres. Apa itu fintech? Berikut ulasannya.
Pengertian fintech secara umum mengandung makna penggunaan teknologi
terkini guna memenuhi kebutuhan modal dan pendanaan. Jenis fintech itu banyak,
namun yang berkembang serta menunjang dalam urusan permodalan usaha maupun
aktivitas investasi yakni P2P lending. Seperti yang dijalankan oleh Amartha.
Lembaga keuangan tersebut telah resmi terdaftar di OJK dengan berbagai
penghargaan dalam dan luar negeri. Semua sistem umum dari Amartha dilakukan
secara online. Akan tetapi prosedur offline juga dilakukan. Prosedur tersebut
terkait keberadaan tim lapangan Amartha untuk uji kelayakan para pelaku usaha
yang butuh modal.
Sebagai lembaga keuangan berbasis dan berlisensi fintech OJK. Amartha
mempunyai metode dalam beroperasi. Sistem P2P lending yang dianut Amartha
berfungsi sebagai penghubung antara pemilik UMKM serta pemilik dana atau
investor. Sistem online dari Amartha memudahkan dalam menggapai pelaku UMKM
ataupun investor. Amartha membidik peminjam yang masuk dalam kelompok para ibu
dengan usaha rumahan. Ibu-ibu tersebut dibidik karena umumnya ada yang awam
tentang permodalan dan cara
pengelolaannya.
Atas dasar itulah pihak Amartha turun langsung ke lokasi untuk melakukan
survei serta pendampingan. Kegiatan survei itu bermanfaat supaya perusahaan
tidak salah dalam menentukan nasabah. Dengan begitu yang diperoleh adalah
nasabah berkualitas sehingga risiko bisa
minimal. Peminjam tersebut mereka jaring memakai beberapa tahapan.
Tahap pertama berupa survei demografi serta wilayah. Tim lapangan akan
langsung mendatangi lokasi untuk melakukan pengamatan secara mendetail. Dialog
dilakukan tim bersama dengan tokoh masyarakat setempat. Sehingga gambaran
secara rinci dapat diperoleh. Potensi dan risiko bisa segera terpetakan. Dua
hal itu merupakan faktor penting saat cabang baru akan dibuka di daerah survei.
Tahap kedua diadakan pembentukan kelompok. Ketika ada individu membutuhkan
modal dalam jumlah tertentu. Dia harus mempunyai kelompok berjumlah 5 orang.
Kelompok tersebut nantinya akan bergabung pada majelis besar dengan anggota
mencapai 15-20 orang. Kelompok ini dibentuk untuk mengurangi risiko berupa
gagal bayar. Kalau dalam kelompok itu ada yang terindikasi seperti itu, maka
risiko ditanggung bersama. Dengan begitu tiap individu dalam kelompok saling
mengamati kredibilitas masing-masing.
Tahap terakhir berupa pendampingan yang biasa dilakukan mingguan. Fungsinya
untuk menjaga kedisiplinan pembayaran angsuran. Serta transfer pengetahuan
terkait pengelolaan modal yang diberikan untuk usaha.
Itulah Amartha dengan konsep kerja P2P lending dan tahapan perolehan modal.
Hal tersebut membuatnya menjadi pilihan terbaik kebangkitan UMKM di negeri ini.